The Democratic Civilization

Review
The Democratic Civilization
Leslie Lipson
Page 13-40



Masalah-Masalah Demokrasi
Nurliah Nurdin

TRADISI KLASIK

Definisi demokrasi haruslah didasari oleh kriteria –kriteria standar yang bersifat plural bukan tunggal karena kompleksitas demokrasi tidak bisa disandarkan pada satu prinsip saja. Bab ini terutama ingin menjelaskan esensi domokrasi melalui penelitian pada masyarakat yang menyatakan diri mereka menerapkan demokrasi. Eksistensi demokrasi akan terlihat dalam praktek yang tertulis dalam catatan sejarah.

ATHENA
Kata dan dasar-dasar demokrasi dimulai di Yunani abad 6-4 Sebelum Masehi. Apa yang terjadi selama dua setengah abad demokrasi di Athena sudah cukup untuk menyelenggarakan pemerintahan demokrasi dibanding yang terjadi pada negara dan kota sebelum abad 17 masehi. Prinsip-prinsip dari masyarakat yang baik adalah hasil diskusi dari berbagai kelompok masyarakat.

ANALISIS DEMOKRASI DI ATHENA
Pemikiran demokrasi Plato dan Aristoteles didahului oleh observasi yang dilakukan oleh Herodotus dan Thucydides yang didasari oleh pertanyaan siapa yang memegang kekuasaan tertinggi? Dalam diskusi tentang demokrasi terdapat tiga prinsip yang dikemukakan yaitu kesamaan dalam hukum,partisipasi masyarakat dalam membuat peraturan dan hukum, persamaan hak dalam mengeluarkan pikiran. Heroditus adalah intelektual Yunani yang lebih menyoroti bentuk pemerintahan yang demokratis. Thucydides adalah ahli sejarah Perang Pelonnesia yang mengutif pidato Pericles tentang demokrasi yaitu sebuah pemerintahan yang dipimpin oleh banyak bukan sedikit orang. Perang antara Athena dan Sparta yang menimbulkan kekalahan Athena telah menyebabkan kesalahan dilemparkan kepada si kambing hitam. Plato,yang menyatakan prinsip-prinsip demokrasi tidak akan menyatukan, karena kebebasan berarti semua tipe personality akan berkembang, perbedaan, variasi dan divisi adalah fakta politik.
Sejarah demokrasi Athena melalui pemberontakan melawan kapitalis dan oligarki, tapi yang terjadi justru melalui tirani bukan pengenalan terhadap demokrasi. Plato menerima konsep Heroditus yang membagi pemerintahan kepada sistem Monarki, Aristokrasi dan Demokrasi. Tetapi, Aristotoles (murid Plato) lebih rinci menyebutkan 6 klasifikasi sistem politik dan deviasinya. Monarki,Aristokrasi dan Polity atau pemerintahan yang menegakkan konstitusi. Tirani dan Oligarki adalah deviasi dari Monarki dan Aristokrasi.Demokrasi adalah versi keliru dari Polity karena pada kenyataannya minoritas tidak mendapatkan tempat dari majoritas yang mengeksploitasi mereka.
Demokrasi ideal menurut Aristole adalah kekuasaan oleh rakyat. Rakyat yang dimaksudkan adalah yang miskin yang mencari persamaan, kebebasan dan kepemimpinan mayoritas. Demokrasi menghadapi tiga permasalahan yaitu dalam konteks sosial dimana aturan oleh yang miskin, eksploitasi terhadap yang kaya, pengurangan hutang para budak dan kepemilikan properti untuk tujuan politis dan kesempatan kepada yang mampu tanpa memperhitungkan status keluarga dan kekayaan; kedua adalah sistem pemerintahan dimana pertimbangan publik dan keputusan semua penduduk menghasilkan ‘majority rule’ serta ketiga adalah dan ide-ide philosofis dimana persamaan dan kebebasan yang disalahartikan sebagai dominasi dan ketidakberaturan.


DEMOKRASI OLEH HOBBES DAN ROUSSEAU
Konsep demokrasi yang sempit berubah pada abad 17 dan 18 oleh Thomas Hobbes seorang philosof Inggris dan Jean Jacques Rosseau seorang philosof Perancis. Pikiran Hobbes adalah tujuan setiap lelaki adalah keamanan diri sehingga masyarakat harus dipimpin agar tidak terjadi pelanggaran. Perlu ada konsentrasi kekuasaan pada satu tempat yang disebut kedaulatan. Inilah yang disebut supremasi dari pemegang aturan yang bisa juga berarti konsentrasi kekuasaan pada dewan atau parlemen. Pada sejarah Yunani juga terdapat pembagian kekuasaan dimana kedaulatan itu diletakkan. Bisa saja pada sebagian masyarakat atau semua penduduk dan model ini dianggap demokrasi yang lemah dan kurang efektif. John Lock dan Charles Montesquieu adalah dua orang pemikir yang mendukung pemikiran Hobbes.
Sementara Rousseau membagi tiga dasar model pemerintahan dengan definisi demokrasi sebagai sebuah situasi dimana pemerintah adalah hasil langsung dari rakyat, bukan melalui suatu perwakilan. Menurutnya tidak ada demokrasi murni yang pernah terjadi karena akan bertentangan dengan gejala alam dimana jumlah besar akan memimpin jumlah yang kecil.

MODERNITAS LAHIR KEMBALI

OTORITAS INDIVIDU
Filsuf Yunani membedakan antara masyarakat dan individu karena individu adalah bagian dari masyarakat karena itu tidak dapat bertentangan dengan masyarakat. Plato dan Aristole menganggap masyarakat adalah sebuah unit yang bukan terdiri dari individu tetapi penduduk.
Tiga kekuatan besar kemudian melanjutkan tradisi yang lebih menitikberatkan kepada masyarakat bukan individu yaitu terbentuknya Kerajaan Romawi, Kemenangan Gereja Kristen dan penyebaran feodalisme. Selanjutnya beberapa deviasi demokrasi terjadi misal tidak diakuinya hak individu pada partisipasi politik.

INDIVIDU DALAM TEORI HOBBES DAN ROUSSEAU
Interpretasi lama demokrasi berubah pada saat revolusi Perancis dan Amerika. Teori Hobbes tentang perlunya hadir pemerintah yang mengontrol penduduk berakhir dengan kekuasaaan rakyat untuk mengadili pemerintahan yang tidak layak. Roussou mengajukan dua preposisi yang mengundang intrepretasi yang berbeda,pertama tentang hubungan individu terhadap masyarakat, kedua tentang hubungan individu terhadap pemerintah. Penafikan individual dari kelompok akan melahirkan badan perkumpulan dengan karakteristik persatuan, sebuah personalitas yang sama, dalam hidup dan cita-cita. Badan ini disebut kedaulatan yang membatasi individu karena keinginan individu telah menjadi sebuah keinginan umum. Berbeda dengan definisi keinginan dari semua, yaitu dengan menggabungkan semua keinginan individu bersama dan keinginan majoritas akan menentukan kebijakan.
Pemikiran modernis berubah ke suatu tindakan dimana kriteria perwakilan diterima berdasarkan prinsip dasar persamaan, setiap individu mempunyai hak yang tidak bisa diambil oleh pemerintah, dan pemerintah menerima kekuasaannya atas konsen individu yang bebas,penghindatan sentralisasi kekuasaan pemerintah dan keharusan untuk memperhatikan kepentingan umum sebagai keinginan yang populer. USA dan Inggris mempraktekan prinsip ini misal pada koorperasi dan perdagangan atau serikat buruh yang dibentuk oleh para pekerja untuk kepentingan bersama.

DEMOKRASI, LIBERALISME DAN NASIONALISME
Gerakan dari paham liberalisme dan demokrasi tidaklah identik meskipun secara umum keduanya memberi perhatian pada kebebasan. Pada bidang ekonomi,regulasi bisnis oleh pemerintah, bidang politik, kesamaan hak suara bagi semua rakyat dewasa tanpa memandang kepemilikan modal.
Sosialis dan liberalis sama melihat kenyataan hubungan individu kepada masyarakat tetapi dengan konklusi yang berbeda. Pertama tentang individu dan pemikirannya akan menjadi kepentingan masyarakat sebagai hasil dari kerja individu, pandangan lain adalah masyarakat dan pemikiran individu berasal dari harmoni kesejahteraan sosial. Pandangan lain adalah peraturan pemerintah yang membatasi keserakahan pribadi dan meningkatkan kepentingan umum.
Sosialis sama dengan liberalis mempunyai pandangan sendiri tentang demokrasi.Demokrasi berarti kebebasan dan persamaan.Sosialis yang tidak sabar menunggu perubahan akan membentuk revolusi.Selanjutnya akan menjadi komunis dan yang lebih demokrat akan menjadi sosialis demokrat.
Sementara itu, nasionalisme berarti sentralisasi kekuasaan pada bangsa atau kesatuan kesetiaan individu yang juga berarti kebebasan. Kebebasan dari sebuah pemerintahan imperialis tidak berati demokrasi telah ditegakkan bila kemudian penguasa menggunakan gaya diktator.

MASYARAKAT DEMOKRASI
BATASAN DAN LUASAN DEMOKRASI

Untuk memahami demokrasi diperlukan pemahaman tentang ide-ide demokrasi dan institusinya yang berkembang sepanjang masa.

Dari Revolusi ke Evolusi
Keinginan untuk melakukan revolusi pada beberapa bangsa telah berkurang karena sistem konstitusi yang membuka peluang untuk perubahan sehingga dapat meredam kekerasan yang tidak perlu. Kemampuan demokrasi memberikan perubahan secara damai juga telah membawa pada kecenderunga perubahan dan akomodasi.
Salah satu karakteristik demokrasi adalah partisipasi massa dalam politik yang menandakan betapa sistem demokrasi baru saja dicapai yaitu pada abad 19 dan baru pada awal abad 20 perempuan baru dapat berpartisipasi.

Kerajaan Inggris Sebagai Contoh
Kerajaan Inggris berubah dari absolut kerajaan menjadi pemerintahan aristokrasi kemudian menjadi sebuah demokrasi massa. Beberapa tahap demokratisasi itu melalui 300 tahun lebih, mulai dari tahun 1761 dimana hanya beberapa gelintir laki-laki yang mempunyai hak suara, semua laki-laki sampai akhirnya semua individu dewasa mempunyai hak suara pada tahun 1928.

Demokrasi sebuah Phenomena
Eropa dan Amerika adalah contoh keberhasilan dimana demokrasi dapat bertahan hari ini yang diawali oleh revolusi yang kemudian diikuti oleh evolusi politik secara gradual. Adopsi institusi baru dan prosedurnya, penerimaan terhadap kelompok baru dan kelas-kelas dalam masyarakat hingga menjadi lingkaran istimewa yang menyelenggarakan kekuasaan, hak persamaan yang diberikan kepada semua orang akan memberikan hasil terbaik.Tentu saja ketika itu dilakukan secara perlahan dan dengan penuh pertimbangan. Perubahan mendadak akan mengakibatkan revolusi yang hanya akan berubah menjadi reaksi yang lain seperti yang terjadi pada Revolusi Perancis

DEMOKRASI HUBUNGANNYA DENGAN IMPERIALIS
Sulit untuk menghindari bahwa pada saat yang bersamaan terjadi demokratisasi internal,imperialisme eksternal pun terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan. Imperialisme telah memaksakan teritori dan penduduknya pada satu aturan. Tentu saja hal ini adalah pertentangan langsung dengan kebebasan dan pemerintahan sendiri. Negara besar dengan demokrasi sekaligus sebagai imperialis adalah Belgium, Perancis,Inggris dan Belanda.

Survey Demokrasi pada tahun 1939
Pada tahun 1939 pemerintah yang dianggap demokratis di dunia hanya 12 negara,di Benua Amerika Utara hanya ada USA dan Kanada, di Amerika Tengah dan Selatan hanya Costa Rica, sedangkan di Eropa ada Belgium,Ireland,Perancis,Inggris, Belanda, Norwegia, Swedia dan Switzerland.Tidak terdapat satupun negara demokratis di kawasan Asia dan Afrika.

Perkiraan Sementara
Setidaknya dua hal terjadi dalam sistem politik saat ini dan 30 tahun lalu (1964), bahwa semakin banyak negara dalam kontrol partai komunis di Eropa Timur dan Asia Timur dan tidak ada pertambahan negara demokrasi. Institusi yang tidak memiliki kekuatan tradisi dan belum mencapai penerimaan sosial akan sulit untuk bertahan baik ekonomi maupun militer.

Lingkungan Sosial dari Sistem Politik
Sebuah sistem politik tidak dapat berjalan dengan baik jika dikelilingi oleh aspek-aspek sosial yang menghalangi terciptanya pemerintahan demokratis. Tiga karakteristik mewarnai setiap kelompok masyarakat yang dapat melahirkan keunikan dalam penentuan suatu sistem politik seklaigus dapat menjadi masalah demokrasi adalah:pertama; rakyat, menyangkut ras, agama, bahasa yang harus diperhitungkan,kedua;masyarakat yang terorganisasi yang menyangkut masalah geografi; ketiga situasi ekonomi menyangkut ketersediaan sumber daya alam dan teknologi

ANALISIS
Buku yang dicetak tahun 1964 ini pada bab awal dengan jelas menceritakan sejarah lahirnya demokrasi yang dimulai di Yunani. Tapi beberapa sumber lain seperti Jacob Klein dalam bukunya The Birth of Kingship: from Democracy to Monarchy in Sumer menyebutkan sejarah awal demokrasi sudah dimulai 2000 tahun sebelum Yunani di Kota Sumeria, Mesopotamia (Iraq). Sehingga perlu dokumentasi sejarah yang bersinergi antara sejarah Barat dan sejarah Timur mengenai sejarah demokrasi masing-masing wilayah.
Perjalanan panjang demokrasi dari pengertian sempit kepada pengertian yang lebih modern membutuhkan waktu yang lama. Hal ini kemungkinan besar juga terjadi pada sejarah Timur. Menarik untuk menjadi catatan bagi negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi atau memulai dan berusaha bertahan seperti Indonesia bahwa demokrasi yang stabil membutuhkan waktu yang lama. Di dalamnya terdapat akomodasi kepentingan dari yang banyak dan yang sedikit, saluran representasi yang sesuai dengan kultur bangsa dan kekuatan ekonomi yang memadai.
Pertentangan atau perlawanan dalam menerapkan sistem demokrasi yang sesuai dengan karakteristik bangsa membutuhkan ketabahan (indurance) supaya tidak perlu terjadi kekerasan seperti zaman lampau. Prinsip-prinsip kebebasan, partisipasi dan persamaan seperti yang dikemukakan oleh Plato dan Aristole mendapatkan banyak masukan dari ilmuwan sesudahnya untuk lebih mencapai kehidupan demokrasi yang stabil.
Berkembangnya teknologi dan peradaban manusia juga telah menyuburkan perkembangan demokrasi di dunia. Setiap individu menyadari akan hak-hak politik yang melekat kepadanya. Hal ini telah mempengaruhi sistem politik negara dari yang sangat kaku seperti Cina kemudian menjadi lebih terbuka. Pun pada kerajaan-kerajaan tidak lagi menjalankan pemerintahan otoriter yang mengabaikan kepentingan rakyat. Tuntutan ke arah kebebasan bahkan mendapatkan perhatian dunia melalu dukungan media dan lembaga internasional.
Permasalahan akan muncul ketika sebuah negara besar yang sebelumnya tidak mempunyai akomodasi terhadap berbagai kelompok dan kepentingannya kemudian menerapkan prinsip demokrasi yang bebas. Uni Sovyet adalah contoh carut marut glasnot dan preistorika yang tidak dibarengi dengan kekuatan sosial dan ekonomi yang mengakibatkan kehancuran negara adi daya tersebut.

Sumber Bacaan: LIPSON, LESLIE, The Democratic Civilization.New York, Oxford, 1964.F First Edition,

berbagai sumber dari website/google.

0 komentar: